Andi Akbar Muzfa: Advokat Muda Sulsel yang Membela Masyarakat Kecil Tanpa Pamrih
Makassar – Di tengah perkembangan dunia hukum yang kian kompleks dan komersial, sosok Andi Akbar Muzfa, SH., tampil sebagai figur advokat muda yang berani mengambil jalan berbeda. Ia tak hanya dikenal karena kepiawaiannya dalam menyusun strategi hukum, tetapi juga karena komitmennya membela masyarakat kecil tanpa memandang imbalan.
Lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, pada 30 April 1988, Andi Akbar tumbuh dalam lingkungan disiplin yang kuat. Ia merupakan putra pertama dari Kompol Andi Muzakkir, perwira Polri yang dikenal luas karena ketegasan sikapnya saat menjabat Kapolsek di beberapa kecamatan di Kabupaten Sidrap.
Jejak pendidikannya bermula dari Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Ia melanjutkan ke jenjang pascasarjana di bidang Administrasi Publik pada STISIP Muhammadiyah Rappang. Namun, sebelum benar-benar memasuki dunia advokat, Andi menghabiskan waktu lima tahun sebagai tenaga sukarela di bagian Hukum Sekretariat Daerah Pemkab Sidrap (2011–2016). Dalam periode tersebut, ia terlibat langsung menangani dokumen hukum pemerintahan dan konsultasi publik, tanpa digaji.
Langkah profesionalnya dimulai di Jakarta Timur saat bergabung dengan kantor hukum Bertua & Co, yang dipimpin oleh Bertua Hutapea, adik kandung pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea. Ia kemudian memperluas pengalaman hukumnya di Makassar melalui firma hukum Andi Bahtiar, SH & Partners, milik mantan hakim Tipikor.
Pada 2020, Andi Akbar mendirikan Kantor Hukum ABR & Partners, di mana ia menjabat sebagai Managing Partner hingga sekarang. Ia dikenal luas sebagai drafter hukum yang andal, memiliki kemampuan merancang dokumen hukum, gugatan, dan pembelaan hukum dengan argumentasi yang kuat, runut, dan tajam.
Namun demikian, hal yang paling menonjol dari Andi bukan hanya kompetensinya, melainkan kesadaran sosialnya yang tinggi. Ia aktif menangani perkara pro bono, khususnya bagi masyarakat kurang mampu. “Keadilan tidak boleh jadi hak eksklusif. Hukum harus hadir untuk siapa pun, termasuk mereka yang tidak sanggup membayar,” ungkapnya dalam sebuah forum hukum di Makassar.
Meskipun kini memiliki firma hukum sendiri dan dikenal di sejumlah kalangan, kehidupan Andi Akbar tetap dijalani secara sederhana. Ia menghindari gaya hidup mewah dan lebih memilih kesederhanaan dalam aktivitas sehari-hari. Pendekatan tersebut, menurutnya, adalah bentuk konsistensi nilai yang ia pegang sejak awal: hukum sebagai pengabdian, bukan sekadar profesi.
Di luar dunia hukum, Andi juga aktif sebagai pelaku usaha. Ia pernah mendirikan berbagai unit bisnis seperti Republik Gaul Clothing, Boegis Fashion, dan Pasolle Store. Sejak 2020, ia mengelola industri kerajinan sandal LAOLISU di Pinrang, Sulsel, sebagai bagian dari kontribusi dalam pemberdayaan ekonomi lokal.
Andi juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang aktif sejak masa kuliah. Ia terlibat dalam berbagai organisasi seperti HMI, ISMAHI, SOMASI, hingga Gerakan Mahasiswa Pembaharu (GEMPA). Ia juga pernah memimpin Solidaritas Pemuda Pemerhati Hukum (SPPH) dan menjadi Sekretaris Umum Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan (GPPL) Sidrap.
Di bidang teknologi dan media sosial, Andi Akbar merupakan pendiri Komunitas Malaikat Komputer, komunitas cyber yang aktif dan cukup berpengaruh di Sidrap pada periode 2012–2016. Ia juga membentuk sejumlah komunitas blogger seperti The Green Hand, Blogger Sidrap, dan Celebes Blogger Community. Gagasan dan refleksi pemikirannya kerap dituangkan dalam sejumlah blog pribadi yang masih aktif hingga saat ini.
Admin : Sazkia Putri
Editor : Abi Nugraha